Masalah keuangan adalah salah satu faktor penting dalam membina hubungan
rumah tangga terutama bagi pasangan muda, dengan penghasilan yang ada
harus mencukupi semua kebutuhan bulanan, belanja bulanan, bayar listrik,
telepon, pengobatan, cicilan rumah, kendaraan ditambah dengan hadirnya sang buah hati
yang mau tidak mau menambah biaya pengeluaran bulanan, meskipun
sebetulnya kita pun tidak berhak menyalahkannya, karena ada ungkapan
setiap anak membawa rezekinya masing-masing, akan tetapi ikhtiar untuk mengelola keuangan keluarga adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bagi kita para orang tua.
Penghasilan tinggi vs menyisihkan uang
Idealnya setiap keluarga memiliki investasi jangka panjang guna memenuhi
kebutuhan masa depannya bisa berupa tabungan, deposito atau asuransi,
hal ini bisa terwujud salah satunya adalah dengan cara menyisisihkan
sebagian penghasilan kita. Benarkan penghasilan tinggi bisa menjamin
seluruh masalah keuangan keluarga teratasi ? jawabannya tidak juga,
karena penghasilan tinggi tidak selalu berbanding lurus dengan jumlah
uang yang bisa kita sisihkan, adakalanya seseorang yang berpenghasilan
30 juta Rupiah dalam sebulan tidak bisa menyisihkan uangnya untuk
menabung karena cara penegelolaan keuangan yang buruk dan boros,
sebaliknya bisa saja orang lain yang berpenghasilan 3 juta dalam sebulan
tetapi memiliki tabungan yang cukup serta mampu membayar premi
asuransi pendidikan bagi anak-anaknya.
Gaya hidup
Sikap mental dan gaya hidup sebuah keluarga ternyata memegang peranan
penting dalam mengatasi permasalahan keuangan, bisa saja penghasilan
bertambah tetapi gaya hidup juga berubah, sebagai ilustrasi seorang
kepala rumah tangga yang berprofesi sebagai pegawai negeri golongan 2A
memiliki gaya hidup bagaikan seorang eselon I atau seorang karyawan
biasa hidupnya selalu mewah seperti seorang direktur dalam
perusahaannya, untuk memenuhi tuntutannya itu tidak jarang akhir nya
berhutang yang pada gilirannya akan memberatkan diri mereka sendiri.
Bedakan kebutuhan dan keinginan
Sudah jelas kedua kata diatas memiliki makna yang berbeda satu sama
lain, kebutuhan adalah sesuatu yang apabila tidak terpenuhi maka akan
berdampak buruk bagi kita, seperti misalnya kebutuhan pakaian, alat
transportasi, alat komunikasi, bayar tagihan listrik dan lain
sebagainya. Di sisi lain keinginan adalah sesuatu yang belum tentu kita
butuhkan. Satu ungkapan yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaaan
ini adalah “hiduplah dengan bersahaja”
Sebisa mungkin hindari berhutang
Berhutang hanya boleh dilakukan untuk sesuatu hal yan produktif,
misalanya untuk membuat usaha sampingan seperti membuka toko
kecil-kecilan dan lain sebagainya.
Menabunglah
Bagaimanapun juga menabung adalah cara yang paling aman meskipun
membutuhkan kedisiplinan tinggi untuk melaksanakannya. Sebagian orang
beranggapan bahwa membeli barang dengan cara dicicil adalah lebih
realistis dari pada menabung dulu baru di belikan sesuatu setelah
uangnya terkumpul, karena menurut angapan ini, dengan mencicil kita
dipaksa menyisihkan penghasilan kita untuk membayar cicilan tersebut.
Pada kenyataaannya tidak sedikit orang yang akhirnya tercekikik dengan
cicilan-cicilannya itu, ingatlah cicilan adalah hutang.
Tips untuk menabung:
Cobalah menabung di bank rekanan kantor kita atau di koperasi dan mintalah kantor untuk memotongnya setiap bulan.
Gunakan celengan, caranya setiap kali anda memperoleh uang pecahan
sepuluh ribu jangan di belanjakan, simpanlah dan segera masukan dalam
celengan, cobalah ajak anak dan istri kita untuk melakukan ini dengan
uang pecahan lainnya misalnya lima ribu, lakukan ini terus menerus
sehingga menjadi kebiasaan yang positif dan kita akan kaget setelah
melihat hasilnya.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah jangan lupakan ada yang
berhak dari setiap rezeki yang kita peroleh secara halal, perbanyaklah
infak dan sodaqoh dan bayarlah zakat.
sumber: http://ubalinwebblog.blogspot.com/2012/05/mengelola-keuangan-mengatur-keuangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar